Subscribe:

Ads 468x60px

Friday, August 5, 2011

Berzakatlah

Bill Gates, multijutawan pemilik kerajaan perangkat lunak terbesar di dunia, menyatakan akan keluar dari perusahaan yang telah didirikannya itu dan memfokuskan diri mengurus yayasan sosial miliknya. Tokoh lain, Jennie S. Bev, penulis buku motivasi laris yang juga berprofesi sebagai pengusaha di bidang ­e-commerce, menyumbangkan seluruh royalti dari salah satu bukunya untuk anak-anak yatim-piatu dan terlantar di Indonesia.
Bill Gates dan Jennie adalah dua contoh tokoh sukses dari segi duniawi. Satu pola yang sama dari mereka, keduanya memutuskan memberikan apa yang mereka punya bagi kesejahteraan orang-orang kurang beruntung. Pertanyaannya, mengapa mereka berani memberikan harta mereka untuk orang-orang kurang beruntung ini? Padahal mereka bukanlah seorang muslim layaknya diri  kita yang memang diwajibkan untuk berzakat sebagaimana terdapat dalam rukun Islam keempat. Apakah yang mereka cari?
Sahabat, jika kita telusuri di dalam Alqur’an, ternyata Allah telah menyebutkan tentang perintah shalat dan zakat dalam 82 ayat, diantaranya firman Allah dalam Al Baqarah ayat 43 berikut.
“……..dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.”
 Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kedua kewajiban ini adalah pondasi utama dalam Islam.
Apakah zakat itu? Zakat bukanlah pajak, melainkan mengembalikan sebagian harta kita kepada orang-orang yang berhak. Mereka adalah kaum fakir-miskin, pengurus-pengurus zakat, muallaf yang dibujuk hatinya, orang-orang yang berhutang untuk jalan Allah (Al-Ghaarimiin), dan para musafir. Selain itu, zakat juga digunakan untuk memerdekakan para hamba sahaya (At Taubah: 60).
Lalu, apakah yang kita dapat dari berzakat? Tentu kita yakin, Allah tidak akan memerintahkan suatu kewajiban melainkan karena  terdapat berbagai keutamaan di dalamnya. Begitu pula dengan perintah berzakat. Cobalah baca surah Al Baqarah ayat 245 berikut,
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki, dan  kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”
Bacalah kembali ayat di atas sekali lagi. Allah berjanji, Dia akan melipatgandakan harta yang kita nafkahkan di jalan-Nya. Bukankah zakat juga termasuk harta yang kita nafkahkan di jalan Allah? Di ayat lain Allah berfirman,
“Ambillah dari sebagian harta milik mereka, sebagai sedekah (zakat) yang dengannya kau membersihkan dan menyucikan mereka …” (QS. At Taubah: 103)
Zakat membersihkan dan menyucikan harta kita. Keutamaan lainnya? Semoga lima faedah berikut bisa menjadi motivasi kita dalam berzakat:
  1. Jalan untuk makin mendekatkan diri dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah.
  2. Mendidik diri untuk tidak terlalu cinta terhadap harta dan dunia serta menumbuhkan keyakinan bahwa harta yang dimiliki adalah milik Allah semata sedangkan diri kita hanyalah sekedar sebagai peranta belaka.
  3. Melahirkan pribadi produktif yang gemar berbagi, beramal, dan bekerja keras.
  4. Memperkokoh tali ukhuwah dan menjaga kestabilan ekonomi umat.
  5. Jembatan antara Si Kaya dan Si Miskin sehingga mencegah terjadinya kecemburuan sosial.
Apa kita boleh tidak mengeluarkan zakat? Sebelum berpikir untuk tidak mengeluarkan zakat, coba simak ancaman Allah dalam surah Ali Imran ayat 180 ini,
“Janganlah sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan – yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya – mengira bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Tidak! Kebakhilan itu sungguh amat buruk akibatnya bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu, kelak akan dikalungkan di leher mereka di hari Kiamat.”
Masih punya keinginan untuk tidak mengeluarkan zakat? Bacalah firman Allah berikut,
“Orang-orang yang menimbun (menyimpan) emas dan perak, dan tidak menafkahkan (sebagian)-nya di jalan Allah, maka ‘gembirakanlah’ mereka mereka dengan siksa amat pedih; pada hari ketika emas dan perak itu dipanaskan di neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi, lambung dan punggung mereka: ‘Inilah apa yang kamu timbun untuk dirimu sendiri, rasakanlah sekarang akibat timbunan kamu itu!’” (QS. At Taubah: 34-35)
Jadi, berzakatlah jika memang harta kita telah mencapai nisab (jumlah minimal tertentu yang ditetapkan atas setiap jenis harta). Cukup 2.5 % saja, bukan? Lebihkan jika kita memang mampu memberi lebih banyak. Tambahkan dengan infak dan sedekah juga, ya.
Jika Bill Gates dan Jennie yang bukan muslim saja berlomba membagikan harta mereka untuk kaum papa, mengapa kita yang muslim enggan? Ingat-ingat saja janji dan ancaman Allah di atas jika tiba-tiba merasa sayang mengeluarkan zakat dari harta kita. Atau apa kita mau menjadi Sa’labah berikutnya?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...