Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, August 4, 2011

KISAH RASULULLAH DAN 4 JALAN

Gantilah kata-kata negatif yang biasa Anda gunakan dengan kata-kata positif. Mungkin pesan tersebut adalah pesan yang paling sering Anda temukan jika membaca buku-buku motivasi dan psikologi populer. Sebut saja misalnya, Quantum Learning-nya Colin Rose dan J. Micholls.
Tahukah Anda, sebenarnya Rasulullah SAW telah menyontohkan hal ini jauh sebelumQuantum Learning membumi. Coba saja simak bagaimana cara Rasulullah memilih jalan yang harus beliau lalui sewaktu hendak menuju Khaibar dalam penggalan kisah Perang Khaibar.
Untuk menuju ke Khaibar, Rasulullah memanggil dua orang penunjuk jalan yang diikutsertakan dalam rombongan pasukan Muslimin. Kedua orang ini tentu saja bertugas menunjukkan jalan yang lebih baik. Dalam perjalanan, pasukan Muslimin menemui sebuah persimpangan yang memiliki empat cabang.
Salah seorang penunjuk jalan berkata, “Wahai Rasulullah, ini adalah beberapa jalan yang semuanya bisa ditempuh untuk mencapai tujuan.”
Apa yang dilakukan Rasulullah? Sederhana saja, beliau hanya meminta Sang Penunjuk jalan, Husail, menyebutkan nama jalan-jalan tersebut satu persatu.
Jalan pertama. “Nama jalan ini adalah Huzn (Kesedihan).” Beliau tidak mau melalui jalan tersebut.
Jalan kedua. “Yang itu namanya jalan Syasy (Kacau).” Beliau menolak melalui jalan ini.
Jalan ketiga. “Yang itu namanya Hathib (Sial).” Lagi, Rasulullah SAW menolak.
“Berarti hanya tersisa satu jalan,” ujar Husail.
“Apakah namanya?” Tanya Umar bin al-Khaththab.
Marhab (Selamat Datang).” Jalan inilah yang akhirnya dipilih oleh Rasulullah.
See, beliau tidak meminta Sang Penunjuk jalan menjelaskan apa saja yang telah terjadi pada masing-masing jalan. Beliau hanya menanyakan nama masing-masing jalan. Beliaupun memilih Marhab (selamat Datang) dibandingkan Huzn (Kesedihan)Syasy (Kacau) ataupun Hathib (Sial).
Berkat pertolongan Allah, Khaibar bisa ditaklukkan dan pasukan Muslimin kembali ke Madinah dalam senyum kemenangan.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...