QS. Adz Dzaariyaat (51) : 49.
 “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”
 Banyak cara yang dilakukan untuk  mengingat kebesaran Allah SWT, diantara dengan memperhatikan ciptaan  Allah dalam bentuk berpasang-pasangan. Pasangan saling melengkapi,  saling bekerjasama, saling mengisi, saling mengimbangi, saling  mempengaruhi dan saling menyempurnakan.
 Berpasang-pasangan merupakan  sunatullah yang telah diciptakan Allah.  Jika salah satu tidak ada,  maka yang lain bakal kehilangan dan mengganggu keseimbangan alias  kestabilan. Akibat tidak seimbang ini tentu akan menimbulkan masalah.
 Bagaimana jika tidak ada malam dan siang  terus menerus? Atau kira-kira apa yang terjadi jika malam terus menerus  dan tidak ada siang? Tentu akan menimbulkan masalah yang besar bagi  kelangsungan hidup manusia di dunia ini.
 Al Qashash (28) : 71-72
 Katakanlah: “Terangkanlah  kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai  hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar  terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?” 72. Katakanlah:  “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus  menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan  mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah  kamu tidak memperhatikan?” 
 Siang dan malam adalah keseimbangan yang  serasi yang memungkinkan terjadinya keberlangsungan kehidupan di bumi.  Jika bumi memiliki siang saja, maka kehidupan di muka bumi akan musnah  karena terlalu panas.
 Sebaliknya jika bumi hanya memiliki malam  saja, juga akan memusnahkan kehidupan di dalamnya. Karena permukaan  bumi akan membeku dan yang ada di bumi tidak akan bisa bertahan.   Disebabkan pergantian siang dan malam itulah hingga terjadi mekanisme  kehidupan secara sempurna di muka bumi.
 Tidak saja siang dan malam yang  diciptakan Allah secara berpasang-pasangan. Tetapi juga antara penguasa  dan rakyat, Ulama dan awam, kaya dan miskin, tumbuhan, binatang serta  seluruh yang ada di jagad raya ini dijaga keseimbangannya.
 Manusia diciptakan Allah secara  berpasang-pasangan. Dengan cara itu manusia bisa berkembangan biak  memakmurkan bumi. Bagaimana jika tidak berpasangan? Hasilnya akan  terjadi masalah baik secara individu maupun sosial. Sebab keduanya  memang diciptakan saling melengkapi dan saling membutuhkan.
 QS. Asy Syuura (42) : 11.
 “(Dia) Pencipta langit dan  bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan  dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya  kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa  dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.”
 Saat berpasangan antara laki-laki dan  wanita seharusnya tidak berpikir untuk saling mengeksploitasi. Yang  semestinya adalah tetap bisa menjaga eksistensi dan kebahagian dalam  berumah tangga. Jika salah satu bahagia, maka  akan memberikan  kebahagian juga pada pasangannya.
 Seringkali kita berpikir untuk menuntut  pasangan kita, agar memenuhi keinginan kita. Sebaliknya pasangan kitapun  menuntut agar dibahagiakan. Akhirnya saling menuntut untuk diberikan  kebahagian.
 Cara pemikiran demikian, seharusnya  dirubah dengan jalan saling memberikan kontribusi kepada pasangan.  Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan dalam berpasangan. Memang  berat untuk masing-masing menurunkan  ego. Jika saling berpikir  memberikan kebahagiaan kepada pasangan, maka akan  tercipta kebahagian   sebenarnya. Semoga kita bisa menjaga keseimbangan dalam berpasangan dan  tidak saling menuntut……… Amin. Wallahu’alam.


