Ada planet baru di Tata Surya dan ia berada jauh di bagian terluar Tata Surya di awan Oort. Itulah berita yang dicetuskan oleh duo ilmuwan yang berkecimpung dalam dunia keplanetan dari University of Lousiana-Lafayette.
Kandidat Planet ke-9?
Adalah John Matese dan Daniel Whitmire yang dalam penelitiannya melihat ada gangguan pada orbit komet-komet di awan Oort. Nah, dari apa yang mereka lihat inilah, disimpulkan bahwa ada sebuah obyek besar yang berupa sebuah planet di awan Oort yang gravitasinya mengganggu orbit komet yang berasal dari awan Oort. Analisa ini sudah dikemukakan sejak tahun 1999.
Analisa ini muncul setelah mereka melihat komet yang berasal dari awan Oort memiliki orbit yang janggal dan tidak sesuai dengan teori bagaimana seharusnya komet bergerak. Pada awalnya mereka mengemukakan ide bahwa gangguan itu disebabkan oleh bintang katai coklat atau katai merah redup yang merupakan bintang pasangan Matahari yang disebut Nemesis. Ide tentang Nemesis ini sendiri sudah dibantah secara luas.
Di tahun 2011, John dan Daniel kembali mengemukakan analisa mereka dengan sebuah analisa baru kalau si obyek besar di awan Oort itu adalah sebuah kandidat planet yang 4 kali lebih besar dari planet Jupiter dan berada 15000 kali jarak Bumi-Matahari dan 375 kali lebih jauh dari Pluto. Idenya, planet raksasa inilah yang menjadi jawaban mengapa komet periode panjang tampak mengelompok pada pita yang yang cenderung ellips dan bukannya datang dari arah yang acak. Tapi jaraknya yang sangat jauh itulah yang menyebabkan planet yang dinamakan Tyche ini belum terlihat.
Menurut Matese, “Apa yang baru adalah, polanya yang tetap sama dan ada kemungkinan bahwa ini suatu kebetulan statistik, namun kemungkinan itu semakin berkurang dengan adanya data yang dikumpulkan dalam 10 tahun terakhir.”
Menurut John Matese dan Daniel Whitmire, si planet Tyche tersebut sudah bisa dibuktikan keberadaannya, karena teleskop landas angkasa WISE milik NASA diperkirakan sudah melihatnya dan sudah siap untuk dianalisa. Dikatakan juga data pertama dari planet tersebut akan dirilis bulan April, dan setelah si kandidat planet Tyche bisa diketahui lokasinya maka semua teleskop akan mengarah kesana.
Di sisi lain, spektrum yang dilihat Matese juga masih tidak dapat dipastikan dan diperkirakan memiliki banyak sinyal yang serupa dengan yang diharapkan sebagai obyek yang mereka duga. Jadi untuk mengetahui kepastiannya, dibutuhkan waktu dan bisa jadi membutuhkan waktu selama 2 tahun sebelum sinyal dari Tyche – jika memang ada – bisa diketahui keberadaannya.
Nama Tyche sendiri merupakan nama dewi Yunani, Tyche yang bertanggungjawab atas nasib sebuah kota. Tyche dalam mitologi Yunani merupakan saudari Nemesis, yang selama ini dikaitkan sebagai bintang pasangan fiktif Matahari dan digadang-gadang akan muncul dan menyebabkan kiamat di tahun 2012.
Pertanyannya, benarkah ada penemuan kandidat planet baru oleh WISE saat ini?
Benarkah ada planet yang bersembunyi?
Setelah berita tersebut beredar selama beberapa hari, teleskop WISE pun secara resmi memberikan pernyataannya.
Dalam pernyataannya, WISE menyebutkan, “Ada banyak desas desus di berita tentang WISE menemukan planet baru. Tidak benar. Sepasang ilmuwan mempublikasikan makalah mereka dan menyatakan jika ada planet besar di area luar Tata Surya, maka WISE pasti sudah melihatnya. Ini benar. Tapi dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa menganalisa dan menentukan jika WISE memang mendeteksi obyek tersebut atau tidak”
Berbagai tanggapan pun muncul dari para ilmuwan yang berkiprah dalam bidang keplanetan. Dan tidak semua orang cukup optmis dan yakin dengan dugaan keberadaan planet raksasa lebih besar dari Jupiter di awan oort tersebut.
Matthew Holman, ilmuwan keplanetan dari Harvard Smithsonian Institute of Astrophysics mengatakan,“berdasar pada paper lama yang telah saya lihat, pada komet periode panjang yang datang dari langit, dan menemukan penanda adanya gangguan besar pada awan Oort, saya tidak terpengaruh oleh bukti tersebut”
Hal Levison, salah seorang pakar dalam sistem keplanetan dari Southwest Reasearch Institute di Boulder, Colo, yang juga menulis paper mengenai awan Oort di Majalah Science menyokong pendapat tersebut.
Levison yang melakukan riset mengenai dinamika obyek astronomi dengan fokus pada perilaku jangka panjang dari obyek-obyek di Tata Surya mengatakan, “Saya belum membaca versi terbaru dari paper tersebut yang disebut memiliki statistik lebih baik dari yang sebelumnya, dimana mereka juga menyatakan sudah melihat bukti keberadaan obyek tersebut. Tapi dari paper sebelumnya, saya pikir mereka melakukan perhitungan statistik yang salah. Klaim yang luar biasa membutuhkan bukti yang luar biasa dan saya meyakini dia tidak memahami bagaimana melakukan perhitungan statistik dengan benar.”
Matese mengklaim kalau ia melihat ekses kedatangan komet dari lokasi tertentu, yang ia katakan sebagai efek gravitasi planet besar di awan Oort. Ide ini tidak sepenuhnya salah namun menurut Levison, sinyal yang diklaim Matese sebagai planet itu hampir tidak kentara atau sinyalnya sangat lemah, dan secara statistik tidaklah signifikan.
Pendapat yang serupa juga datang dari Mike Brown, ahli keplanetan yang menemukan Eris, Haumea, Sedna dan Makemake. Kepada Universe Today, Mike mengemukakan kemungkinan keberadaan sebuah planet yang berada pada jarak 500 kali lebih jauh dari Neptunus itu memungkinkan dan merupakan ide yang membangkitkan keingintahuan yang bahkan sudah dispekulasikan selama bertahun-tahun.
Tapi benarkah ada bukti keberadaannya?
Menurut Mike, data yang dimiliki Matese dan Whitmere tidak cukup kuat dan itu bukan kesalahan mereka karena data tersebut hanya berupa rekam jejak asal kedatangan komet. Tidak setiap orang mampu memahami seluk beluk set data dengan sangat baik untuk bisa mengambil kesimpulan yang kuat. Tapi lagi menurut Mike, Matese dan Whitmere sudah melakukan yang terbaik yang mereka bisa lakukan untuk melihat bahwa data tersebut menunjuk pada sesuatu yang ada di luar sana.
Akan tetapi data yang ada tidak cukup untuk bisa meyakinkan Mike Brown untuk meyakini bahwa memang ada planet sebesar itu di awan Oort. Selain itu tidak ada bukti pendukung lain yang bisa menyatakan bahwa si planet itu memang ada.
Tapi para ilmuwan ini meyakini WISE memiliki kesemptan yang bagus untuk bisa mendeteksi obyek seperti itu di area terluar Tata Surya – jika ada. Dan tentunya ini akan menjadi data yang ditunggu jika memang kandidat planet seperti itu ada. WISE akan melihatnya bukan karena ada prediksi tentang planet ini melainkan karena memang area tersebut merupakan area tidak dikenal di Tata Surya yang harus dilihat.
Jadi tidak ada planet ke-9 atau planet baru bernama Tyche, karena kandidatnya pun belum diketahui keberadaannya. Yang ada hanya sebuah prediksi dengan data yang analisanya juga masih diragukan oleh para ilmuwan lainnya.
Berita penemuan planet ke-9 bernama Tyche dan berita IAU akan mengumumkan statusnya adalah HOAX.