Beberapa waktu lalu NASA memberi kejutan dengan penemuan galaksi tertua di alam semesta dan juga sistem extrasolar planet Kepler-11 yang memiliki 6 planet, dengan 5 planet yang berada sangat dekat dengan bintang induknya. Kali ini sebuah berita menggembirakan datang dari STEREO (Solar TErrestrial RElations Observatory), pengamat matahari kembar milik NASA.
Tanggal 6 Febuari, STEREO bergerak menempati posisi untuk mengamati sisi berlawanan dari Matahari, dan kemudian mengirimkan citra pengamatannya secara terus menerus ke Bumi. Wajah Matahari dari depan dan belakang berhasil dipotret dan disajikan hasilnya pada manusia dalam waktu bersamaan.
Inilah kali pertama masyarakat dunia bisa melihat aktivitas Matahari dalam 3 dimensi. Momentum luar biasa dalam fisika Matahari ini dicapai ketika STEREO berhasil mengungkapkan bentuk Matahari yang berbentuk bola plasma bulat dengan gelombang medan magnetik yang sangat rumit.
Inilah untuk pertama kalinya NASA berhasil menyajikan video Matahari dalam 3 dimensi :
Cerita dari STEREO
Setiap mata teleskop matahari STEREO memotret setengah Matahari sang bintang dan kemudian mengarahkan foto-foto yang ia ambil ke Bumi. Di Bumi, para peneliti bertugas menggabungkan gambar-gambar yang dihasilkan STEREO untuk menjadi satu potongan film utuh dari Matahari yang berbentuk bola. Yang pasti ini bukan sekedar gambar biasa, karena teleskop STEREO dipasang untuk menangkap 4 panjang gelombang radiasi ultra ungu yang ekstrim yang digunakan untuk menelusuri aspek-aspek penting seperti flare, tsunami dan filamen magnetik di Matahari. Tidak ada yang luput dari pandangan matanya.
Dengan data yang dihasilkan STEREO, manusia bisa terbang mengelilingi Matahari dan melihat apa yang sedang terjadi di sana tanpa harus meninggalkan meja kerjanya. Menarik bukan? Tapi di sisi berlawanan, hasil ini jelas akan membawa manusia untuk lebih memahami Matahari dan memberi perkembangan besar pada teori Fisika Matahari dan prakiraan cuaca antariksa.
Coba kita telusuri sejenak. Di masa lalu, bintik Matahari yang aktif dapat muncul pada sisi lain wajah Matahari yang tersembunyi dari Bumi. Dan kemudian, ketika sang bintang berputar dan wajah yang tadinya tersembunyi itu tampak, ia akan melontarkan flare-nya disertai awan plasma hanya dengan sedikit peringatan.
Kini itu tidak perlu terjadi. Sisi berlawanan dari wajah Matahari tidak akan lagi bisa memberi kejutan pada manusia karena STEREO dengan mata kembarnya bisa melihat kedua sisi pada saat bersamaan.
NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) menggunakan model CMe (coronal mass ejection atau lontaran massa korona) dari 3D STEREO untuk prediksi cuaca antariksa untuk penerbangan, perusahaan listrik, operator satelit dan lain-lain. Tentunya dengan adanya perkembangan baru ini, akan memberi informasi yang lebih baik lagi dalam melakukan prediksi cuaca antariksa.
Prakiraan cuaca ini tidak terbatas hanya untuk Bumi. Dengan pemodelan global yang baik maka para peneliti akan dapat melacak badai Matahari yang bergerak menuju planet lainnya, dan ini akan dibutuhkan dalam misi NASA ke Merkurius, Mars, Asteroid… dan lain-lain.
Hasil pandangan baru ini bisa menampilkan koneksi yang sebelumnya terabaikan. Contohnya, peneliti telah lama menduga bahwa aktivitas matahrai dapat ‘mengglobal’ dengan adanya erupsi pada sisi belakang matahari yang memicu dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Kini dengan apa yang bisa dilakukan STEREo, para peneliti bisa mempelajari fenomena tersebut. Erupsi besar yang terjadi bulan Agustus 2010 lalu melanda 2/3 permukaan sang bintang dengan flare yang saling berinteraksi, adanya gelombang kejut dan filamen yang saling bergetaran sama sekali. Semuanya ini tak pernah bisa diamati sebelumnya sampai kemudian baru bisa terlihat oleh STEREO-SOHO.
Yang pasti masih banyak teka-teki dan potongan yang belum terjawab mengenai aktivitas Matahari dan dengan memonitor seluruh Matahari, para peneliti bisa menemukan potongan-potongan yang hilang itu.
NASA sudah menunggu momen ini semenjak STEREO diluncurkan bulan Oktober 2006 dan kemudian berpisah dengan kembarannya menuju pad aposisi oposisinya. Posisi oposisi itu akhirnya tercapai tanggal 6 Februari 2011 saat STEREO-A dan STEREO-B berada terpisah 180º dan masing-masing mengarahkan pandangan pada sisi wajah Matahari yang berbeda untuk 8 tahun ke-depan.
Sumber : NASA