Subscribe:

Ads 468x60px

Tuesday, February 22, 2011

Berlian2 Kepribadian Rasulallah SAW

BERLIAN PERTAMA
Rasulullah yang agung ini hidup Zuhud luar biasa. Ia ikhlas tidur diatas tikar kasar hingga garis tikar tadi membekas di punggungnya. Bahkan tak jarang ia mengikatkan batu ke perut untuk menahan rasa laparnya. Ketika Tuhan menawarkan kekayaan dunia, Nabi berakhlak paling mulia ini lebih memilih hidup Zuhud dan sederhana.
Rasulullah bersabda:
“Tuhanku menawarkan kepadaku bukit-bukit di Mekkah
untuk dijadikan sebagai emas.
Lalu saya menjawab:
”Hamba tidak mengharapkan itu semua wahai Tuhanku.
Akan tetapi, saya lebih senang
sehari lapar dan sehari kenyang.
Tatkala kenyang,
saya memuliakan dan bersyukur kepada-Mu.
Sementara tatkala saya lapar,
saya merendah dan berdoa kepada-Mu.”

(HR. Ahmad)
BERLIAN KEDUA
Perhatian dan keperdulian Beliau kepada para sahabatnya seperti matahari menyinari bumi. Jika ia tak melhat sahabatnya selama tiga hari, ia akan menanyakan keadaannya. Jika sang sahabat tidak ada di rumah, beliau mendo’akannya. Sementara bila sang sahabat berada di rumah, beliau mengunjunginya.
BERLIAN KETIGA
Kemulian akhlaknya bak rembulan di kegelapan malam. Beliau sangat menghormati dan menyayangi tetangga.Tidak ada yang meminta kepadanya, kecuali beliau mengabulkannya. Beliau tidak berbincang dengan seseorang, kecuali disertai harapan kebaikan baginya. Beliau juga sangat menghormati wanita dan menyayangi anak-anak. Jika berpapasan dengan sekumpulan kaum wanita beliau akan mengucapkan salam terlebih dahulu pada mereka. Ia juga mengucapkan salam pada anak-anak belia.
BERLIAN KEEMPAT
Rasulullah Yang mulia dan kesayangan Tuhan ini seorang yang rendah hati serta tak pernah diam berpangku tangan. Beliau menambal sandalnya, menjahit sendiri pakaiannnya, memerah susu kambing peliharaannya dan mengerjakan sendiri semua keperluannya.
BERLIAN KELIMA
Beliau adalah suami paling manis dan romantis perlakuan pada istri-istrinya.Ini seperti digambarkan Aisyah dengan indah:
“Para tentara berkumpul dan menari di mesjid pada hari raya.
Lalu Nabi memanggilku.
Saya menyandarkan kepala saya di pundak beliau.
Dengan begitu saya bisa melihat permainan mereka
sampai saya puas melihatnya.”

(HR. MUSLIM)
BERLIAN KEENAM
Nabi Pilihan dan teladan manusia sepanjang jaman ini sangat menghormati pelayannya. Ia memperlakukan mereka dengan akhlaknya yang bak kilauan berlian di tengah samudera kehidupan.
Anas menuturkan:
”Selama sepuluh tahun saya menjadi pelayan Rasulullah SAW,
tidak pernah sama sekali beliau mencela saya,
memukul, atau membentak saya.
Beliau tidak pernah bermuka masam pada saya.
Beliau juga tidak pernah mencaci maki saya
karena keterlambatan saya
dalam melaksanakan suruhannya.”

(HR. AHMAD)
BERLIAN KETUJUH
Akhlak beliau merupakan perwujudan Al Qur,an, kepribadiannya merupakan samudera berlian sepanjang jaman.
Abu Abdillah Al-jadali bertanya kepada Aisyah:
“Bagaimana akhlak Rasulullah SAW
menurut istri-istrinya?”
Aisyah menjawab:
“Beliau adalah manusia
yang paling baik budi pekertinya,
Tidak pernah berbuat keji,
kotor atau licik ketika di pasar.
Beliaupun tidak pernah membalas keburukan
atau aniaya orang lain dengan hal yang serupa,
karena beliau seorang pemaaf dan toleran.”

(HR. Bukhari)
BERLIAN KEDELAPAN
Beliau menjauhkan diri dari tiga hal: debat kusir, banyak bicara, dan segala sesuatu yang tidak bermanfaat. Selain itu, beliau juga mengiginkan manusia menjauhi tiga hal yaitu: tidak mencela orang lain, tidak mengungkap aibnya serta tidak mencari-cari kesalahannya.
BERLIAN KESEMBILAN
Kecintaannya pada orang-orang papa seperti air bening mengalir sepanjang kesejukan pegunungan. Ia berjalan akrab dengan para janda serta para kaum fakir miskin. Adakalanya dengan penuh cinta beliau menjahitkan sandal buat orang-orang papa serta menjahitkan pakaian untuk para janda.
BERLIAN KESEPULUH
Rasulullah SAW adalah orang banyak berzikir dan menghindari diri dari perkataan yang sia-sia. Banyak diam, mengawali dan mengakhiri perkataan dengan bahasa yang fasih sekali. Berbicara dengan bahasa yang singkat dan jelas tapi mempunyai makna yang sangat luas. Berbicara dengan perlahan dan tidak berlebihan.
BERLIAN KESEBELAS
Rasulullah adalah orang yang paling bersyukur kepada Allah. Walau beliau sudah mendapat jaminan Sorga dan mendapat ampunan segala dosanya. Beliau tetap taat melaksanakan ibadah hingga telapak kakinya pecah-pecah. Ketika Aisyah, Istri terkasih bertanya, mengapa tetap beribadah, padahal dosa-dosa beliau sudah diampuni Illahi Rabbi. Dengan indahnya Rasulullah menjawab:
“Wahai Aisyah tercinta, bukankah seharusnya saya menjadi hamba yang selalu penuh syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa.”
SEMBILAN RENUNGAN KEHIDUPAN

Kita bangun tidur di waktu subuh dan kemudian membasah wajah dengan air wudlu yang segar. Sesudah melaksanakan sholat dan berdoa. Cobalah menghadap cermin di dinding. Di sana kita mulai meneliti diri:
1. Lihatlah kepala kita! Apakah ia sudah kita tundukkan, rukukkan dan sujudkan dengan segenap kepasrahan seorang hamba fana tiada daya di hadapan Allah Yang Maha Perkasa, atau ia tetap tengadah dengan segenap keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan seorang manusia di dalam pikirannya?
2. Lihatlah mata kita! Apakah ia sudah kita gunakan untuk menatap keindahan dan keagungan ciptaan-ciptaan Allah Yang Maha Kuasa, atau kita gunakan untuk melihat segala pemandangan dan kemaksiatan yang dilarang?
3. Lihatlah telinga Kita! Apakah ia sudah kita gunakan untuk mendengarkan suara adzan, bacaan Al Qur’an, seruan kebaikan, atau kita gunakan buat mendengarkan suara-suara yang sia-sia tiada bermakna?
4. Lihatlah hidung Kita! Apakah sudah kita gunakan untuk mencium sajadah yang terhampar di tempat sholat, mencium istri, suami dan anak-anak tercinta serta mencium kepala anak-anak papa yang kehilangan cinta bunda dan ayahnya?
5. Lihatlah mulut kita! Apakah sudah kita gunakan untuk mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat bermanfaat serta kata-kata bermakna atau kita gunakan untuk mengatakan kata-kata tak berguna dan berbisa, mengeluarkan tahafaul lisan alias penyakit lisan seperti: bergibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta bahkan menyakiti hati sesama?
6. Lihatlah tangan Kita! Apakah sudah kita gunakan buat bersedekah, membantu sesama yang kena musibah, mencipta karya-karya yang berguna atau kita gunakan untuk mencuri, korupsi, menzalimi orang lain serta merampas hak-hak serta harta-harta orang yang tak berdaya?
7. Lihatlah kaki Kita! Apakah sudah kita gunakan untuk melangkah ke tempat ibadah, ke tempat menuntut ilmu bermutu, ke tempat-tempat pengajian yang kian mendekatkan perasaan kepada Allah Yang Maha Penyayang atau kita gunakan untuk melangkah ke tempat maksiat dan kejahatan?
8. Lihatlah dada Kita! Apakah di dalamnya tersimpan perasaan yang lapang, sabar, tawakal dan keikhlasan serta perasaan selalu bersyukur kepada Allah Yang Maha Bijaksana, atau di dalamnya tertanam ladang jiwa yang tumbuh subur daun-daun takabur, biji-biji bakhil, benih iri hati dan dengki serta pepohonan berbuah riya?
9. Lihatlah diri kita! Apakah kita sering tadabur, Tafakur dan selalu bersyukur pada karunia yang kita terima dari Allah Yang Maha Perkasa?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...