Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, April 14, 2011

APAKAH KITA MENGALAMI KEBOSANAN DALAM BERDO’A?

Mungkin pernah kita mengalami bosan berdo’a? Ada beberapa hal yang dapat melatarbelakanginya :
Pertama, karena sering do’a kita hapalan saja. Kadang kita tidak mengetahui seperti apa do’a kita sebenarnya. Bahkan kita tidak tahu untuk apa kita melafazkan do’a tersebut. Terlebih lagi saat dituntun do’a dalam bahasa arab dan dia tidak mengerti isinya. Tentu saja hal ini bisa membosankan dan tidak akan dapat menggetarkan jiwa. Mungkin orang tersebut layaknya membaca mantra saja…….
Kedua,  Perasaan yang tidak membutuhkan ketika berdo’a. Misalnya membaca do’a karena disuruh orang, atau karena ikut-ikutan karena jamaah lain juga berdo’a bersama sang imam. Dengan anggapan kalau tidak ikut berdo’a tidak enak dengan kawan  yang lain dan alasan lainnya.
Perasaan yang tidak membutuhkan semacam itu juga bisa muncul karena isi do’a tidak sesuai dengan apa yang kita minta. Misalnya kita sedang banyak rezeki diajak berdo’a minta rezeki, kita sedang pegang jabatan yang tinggi diajak berdo’a minta jabatan atau kita sedang sehat diajak berdo’a minta kesehatan.
Walaupun rezeki, pangkat dan sehat merupakan yang banyak diburu oleh manusia, tetapi pada saat seseorang telah mendapatkannya, maka derajat kebutuhan terhadap dirinya akan menjadi rendah.
Ketiga, Susunan kalimat yang sama, isi do’a yang sama, suasana hati yang sama, hal ini juga bisa menyebabkan kebosanan dalam berdo’a. Kita bisa saja merubah redaksi atau susunan kalimat dan isi do’a kita agar tidak membosankan dan sebaiknya kita gunakan bahasa yang kita mengerti. Kita minta tolong atau berdo’a kepada Allah sesuai dengan kebutuhan kita pada saat itu, sehingga kita berdo’a sesuai dengan suasana hati kita tentu akan memberikan suasana hati yang khusuk.
Keempat, seseorang akan merasakan kebosanan berdo’a jika dia merasa do’anya tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Sudah menunggu sekian lama, do’anya belum juga dikabulkan oleh Allah. Minta kaya tidak kaya-kaya, minta sembuh tidak sembuh-sembuh, minta naik jabatan tidak naik jabatan, minta jodoh belum dapat jodoh, minta anak belum dikaruniai anak dan akhirnya dia mengalami kebosanan dalam berdo’a. Padahal dia tahu bahwa Allah Maha Mendengar dan Mengabul Do’a. Jika do’a kita belum dikabulkan, maka ada dua kemungkinan; pertama, dia salah dalam berdo’a dan kedua Allah sedang menyiapkan untuk diberikan pada saat yang tepat menurut Allah SWT.
Dalam Alqur’an Allah tidak pernah menyuruh hambaNya banyak berdo’a tapi menyuruh banyak berdzikir dan bertasbih. Justru do’a banyak diungkapkan Allah dengan nada menyindir kepada orang yang sedang mengalami masalah. Ketika senang tidak ingat kepada Allah, tetapi saat susah, terjepit dan kepayahan baru ingat akan adanya Allah.
QS. Fush-Shilat (41) : 51
Dan apabila kami memberi nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a.
Bisa kita bandingkan, bagaimana perintah berdzikir yang harus kita lakukan sebanyak-banyaknya.
QS. Al-Ahdzab (33) : 41-42
Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (kepada) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang.
QS. An-Nisaa (4) : 103
Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat, berdzikirlah (kepada) Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu  berbaring….
Do’a bukanlah hal yang harus dirumuskan, tetapi merupakan harapan jalan keluar dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Ketika berdo’a dengan rutin dalam bahasa yang tidak kita pahami, suasana hati yang sama, susunan kata-kata yang sama dan tidak mengkuti berdasarkan kebutuhan, maka do’a seperti ini akan menimbulkan kebosanan dan tidak memiliki ruh……. Sehingga do’a kita tidak dapat menggetarkan jiwa.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...