Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, April 14, 2011

MISI YANG BELUM BERAKHIR…………..

Allah SWT telah memilih Muhammad sebagai seorang Rasulullah, sebagai pembawa misi dalam rangka menyampaikan kalimah Tauhid. Siapa yang sudah mengenal Rasulullah saw, maka orang tersebut akan jatuh hati padanya dan merasa terbius oleh akhlaknya. Kenapa demikian? Karena sejarah telah mencatat bahwa dia mempunyai sejarah yang jelas dan memiliki kepribadian yang mengagumkan.
Sejarah kehidupan Rasulullah saw, sangat jelas kapan dia dilahirkan, dimana dilahirkan, siapa orang tuanya, kapan meninggalnya, dimana makamnya, dan bagaimana sepak terjang perjuangannya. Semuanya serba jelas dan tidak ada sedikitpun yang diragukan.
Coba dibadingkan dengan Rasul agama lain, semuanya kabur serta meragukan, kapan dilahirkan tidak jelas, dimana dilahirkan tidak jelas, siapa orang tuanya tidak jelas, kapan meninggalnya tidak jelas, dimana makamnya tidak jelas, dan bagaimana sepak terjangnyapun tidak jelas pula.  
QS. Al-Baqarah (2) :146.
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.”
Nama Nabi Muhammad saw, sudah dikenal oleh para ahli kitab jauh sebelum Nabi Muhammad saw dilahirkan. Mereka mengetahui informasi yang jelas akan lahir seseorang yang bernama Ahmad alias Muhammad. Akan tetapi karena kesombongan dan tidak sesuai dengan harapan mereka, akhirnya mereka mengingkari dan menyembunyikan kebenaran itu dari orang-orang setelah mereka. Akhirnya informasi tidak sampai kepada orang-orang setelah mereka hingga membuat mereka tersesat dan menyesatkan.
Al-Baqarah (2) : 140.
“ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah: “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.”
Misi yang dibawa oleh Rasulullah saw adalah Islam bukan Yahudi atau Nasrani atau lainnya. Allah membantah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mengklaim Nabi Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya penganut Yahudi atau Nasrani. misi Islam ini yang akan menyelamatkan seluruh alam semesta …….  
Bagaimana cara dakwah Rasulullah saw? Ternyata dakwah Rasulullah disebarkan dengan akhlak yang mulia dan indah. Tidak seperti yang digambarkan oleh musuh-musuh Islam, bahwa Islam disebarkan dengan pedang. 
AL-Qalam (68) : 4
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Tercatat dalam sejarah dan ada saksi, bahwa akhlak Rasulullah saw telah membuat orang-orang terkagum-kagum. Sehingga banyak orang-orang yang masuk Islam menerima dakwahnya gara-gara akhlak yang ditampilkan oleh Rasulullah saw.
Rasulullah saw adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan adil, seorang kepala keluarga yang penuh perhatian dan bertanggung jawab, seorang Bapak yang mengasihi anak-anaknya, seorang suami yang mencintai dan dicintai oleh istri-istrinya, seorang sahabat yang hangat dan penuh ceria, dan tidak ada satupun orang yang berkata bahwa Muhammad punya akhlak yang buruk walupun dari musuh beliau.
Akhlak Rasulullah saw, tidak saja dikagumi oleh orang-orang pada zamannya, tetapi hingga hari ini, dan  tidak ada satupun yang mampu menyamai rekor yang sudah dipecahkan oleh Rasulullah saw akan tetapi justru cendrung turun kualitasnya. 
Muhammad adalah manusia biasa yang diutus oleh Allah. Beliau tidak mau diagung-agungkan dan justru menyuruh mengagungkan Allah SWT. Rasulullah saw sangat rendah hati dan menghormati semua orang yang membutuhkannya. Bahkan Rasulullah saw lebih mementingkan urusan orang lain dari pada kebutuhan pribadi. Sungguh luar biasa………………
Sebagaimana digambarkan suatu ketika Rasulullah saw sedang duduk bersama sahabat, tak lama kemudian datanglah anaknya Aisyah yang ingin masuk ke dalam rumah, lalu Rasulullah saw berdiri menyambut anaknya tersebut. Kalau anaknya saja begitu dihormatinya bagaimana dengan orang lain?! Tentu lebih dari itu pelayanan yang diberikan….
Rasulullah saw adalah utusan Allah untuk menyampaikan misi dakwah dan meneruskan perjuangan para Nabi dan Rasul terdahulu dan Allah tidak membeda-bedakan antara seorang dengan lainnya dari Rasul-rasul-Nya.
QS. Al-Baqarah (2) : 285.
“Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami ta`at”. (Mereka berdo`a): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
Sebagai utusan, Rasulullah saw adalah manusia yang terpecaya untuk menyampaikan Risalah Kenabian. Dan Rasulullah saw mengatakan dia adalah penyampai amanat-amanat dari Allah SWT.
QS. Al-A’raaf (7) : 68.
Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu”.
QS. Al-Kahfi (18) : 110.
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
QS. Fushshilat : 6
“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan (Nya),”
Sekarang Nabi dan Rasul itu telah tiada. Yang ada sekarang adalah kita. Mau diapakan yang sudah ditinggalkan  Rasulullah saw berupa Alqur’an dan Sunah-sunnahnya?. Sudah seharusnya, kitapun mengambil peran sebagai pelanjut  misi dakwah yang sudah disampaikan oleh Rasulullah saw tersebut. Sebarkan kebaikan-kebaikan di tengah masyarakat agar kehidupan manusia dipenuhi dengan Rahmat Allah. Wallahu’alam.  

BOLEHKAH ADA PEMAKSAAN DALAM BERAGAMA???


Tidak ada satupun ayat Al-Qur’an yang menyuruh melakukan pemaksaan kepada orang lain dalam menjalankan Agama. Islam hanya memberikan dua jalan alternative yaitu kebenaran dan kesesatan. Tergantung kepada manusianya, kalau mau selamat pilih jalan yang baik dan kalau mau celaka pilih jalan yang jelek. Artinya  Islam memberikan kebebasan memilih untuk menentukan jalan hidup kita sendiri, karena jalan yang benar dan sesat sudah jelas.
QS. Asy-Syams (91) : 8-10.
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
QS. Al-Baqarah (2) : 256.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Allah SWT menjelaskan beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. Maka sangat tidak baik jika beragama dipaksakan, sebab akan memberikan hasil yang tidak maksimal bahkan percuma saja – hasilnya akan zero. Agama harus dijalankan dengan keyakinan yang ada di dalam hati dan dijalani dengan hati yang teguh pula.
Seharusnya kita paham bahwa seseorang itu beriman atau tidak semuanya terserah kepada Allah. Semua manusia sudah dibekali dengan akal pikiran untuk memikirkan semua yang ada di alam semesta ini. Apakah manusia mau menggunakan akalnya atau tidak? Bagi yang mau menggunakan akalnya maka ia akan beruntung, sebaliknya bagi yang tidak menggunakan akalnya ia akan merugi.
QS. Yunus (10) : 100. “
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.”
QS. Al-Baqarah (2) : 164.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
Setiap manusia yang dilahirkan mempunyai keinginan yang berbeda-beda, setiap manusia mempunyai kehendak yang bebas dan tak suka di paksa-paksa, setiap manusia punya keinginan untuk tampil beda, setiap manusia punyai kemampuan yang berbeda-beda, dan setiap manusia mempunyai latar belakang sosial-budaya-ekonomi-bentuk-kondisi yang berbeda pula.
Rasulullah saw tidak pernah melakukan doktrinisasi kepada umatnya, beliau hanya mencontohkan dan meneladani dan tanpa melakukan pemaksaan. Rasulullah saw sebagai utusan Allah SWT, tahu persis bahwa setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan diberi beban dalam menjalankan agama. Oleh karenanya seseorang dalam menjalankan agama menurut kemampuan masing-masing secara optimal.
Dengan para sahabat Rasulullah saw mempunyai sikap yang berbeda-beda, menurut karakter masing-masing. Ada sahabat pembawaannya lembut, dan ada yang keras. Rasulullah saw membiarkan antara sahabat yang satu dengan yang lainnya berberda dalam menjalankan aktifitasnya. Rasulullah saw tidak pernah memaksa harus memakai sorban yang sama, jubah yang sama, panjang jenggot yang sama, posisi tidur yang sama, cara berjalan yang sama dan sama semuanya…………..!
Dalam shalat Rasulullah saw hanya mengatakan : “shalatlah kalian sebagaimana melihat aku shalat’. Rasulullah saw tidak pernah melakukan pelatihan khusus untuk mempraktekkannya.  Bahkan dalam jumlah shalat tarawih para sahabatpun berbeda jumlah rakaatnya, ada yang 8, ada 23, bahkan ada yang 32. Rasulullah saw mengajarkan kepada kita cara beragama cukup dengan koridor alias batasan yang berlaku dan jangan melanggar koridor alias batasan tersebut.
Mengapa kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk meyakini Islam  dan tidak mesti seragam dalam menjalankannya? Jawabannya adalah Islam adalah agama fitrah, agama yang sesuai dengan pembawaan manusia. Buku petunjuk bagi manusia  yang cocok adalah Alqur’an dan Tuhannya yang cocok adalah Allah SWT.
Bagaimana jika tidak sesuai dengan fitrah manusia? Jawabannya : semuanya akan hancur dan berantakan. Bagaikan buku petunjuk untuk sepeda motor Yamaha, tetapi digunakan oleh sepeda motor Honda, jelas hasilnya kacau.
QS. Ar-Rum (30) : 30.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”   
Karena Islam adalah agama fitrah, seharusnya  tidak akan terjadi  keterpaksaan saat seseorang menjalankan agama dengan benar. Perlu penyadaran bahwa ternyata ISLAMLAH yang cocok untuk manusia yang hidup di atas bumi Allah ini. 
Jangan ada perpecahan karena ada perbedaan-perbedaan pandangan. Kita  berharap dengan perbedaan justru akan memberikan kekuatan yang besar ketika semuanya disatukan. Rasulullah saw berpesan kepada kita bahwa umat Islam bagaikan  satu diri, masing-masing berperan untuk menegakkan kalimah Allah SWT. Wallahu’alam.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...