Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, April 21, 2011

PENTINGNYA SEBUAH HARAPAN

Pada zaman dulu, ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang. Dia ingin menjumpai pendeta untuk meminta fatwa supaya dia dapat bertaubat dari dosanya. Saat bertemu dengan pendeta, dia pun menerangkan bahwa dia telah membunuh 99 orang dan bertanya apakah  dia masih punya peluang untuk bertaubat. Pendeta dengan tegas mengatakan dia tidak bisa bertaubat karena dosanya terlalu banyak. Lelaki itu mejadi marah dan terus membunuh pendeta itu, maka genaplah yang dibunuhnya  100 orang.
Dia masih ingin untuk bertaubat dan terus mencari kalau-kalau ada orang yang bisa membantunya. Akhirnya dia berjumpa dengan seorang ulama. Dia menceritakan bahwa dia telah membunuh 100 orang dan bertanya apakah  Allah masih menerima taubatnya. Ulama itu menerangkan bahwa masih ada harapan untuk bertaubat. Selanjutnya dia menyuruh lelaki itu pergi ke sebuah negeri di mana terdapat sekumpulan abid (orang beribadat). Apabila sampai di sana nanti, ulama itu menyuruhnya tinggal di sana dan beribadah bersama mereka. Ulama itu melarang  pulang ke negeri asalnya yang penuh dengan maksiat.
Lelaki itu mengucapkan terima kasih lalu terus menuju ke negeri yang diterangkan oleh ulama tadi. Kemudian baru sampai separuh perjalanan, dia jatuh sakit lalu meninggal dunia.
Ketika itu terjadilah perdebatan antara dua malaikat, iaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab. Malaikat Rahmat ingin mengambil roh lelaki itu karena  pendapatnya dia adalah orang baik lantaran azamnya untuk bertaubat sementara Malaikat Azab mengatakan dia mati dalam su’ul-khatimah karena dia telah membunuh 100 orang dan  belum berbuat kebajikan. Mereka saling berebutan dan tidak dapat memutuskan keadaan lelaki itu.
Allah kemudian mengutus seorang malaikat lain  untuk mengadili permasalahan mereka berdua. Dia menyuruh malaikat itu mengukur jarak tempat kejadian itu dengan kedua-dua tempat; apakah tempat kejadian itu lebih dekat dengan tempat kebajikan yang hendak dituju atau lebih dekat dengan tempat dia semula bertolak. Sekiranya jaraknya lebih dekat dengan tempat arah kebajikan, dia kepunyaan Malaikat Rahmat. Setelah diukur, didapati jarak ke negeri kebajikan melebihi kadar sejengkal saja. Lalu roh lelaki itu terus diambil oleh Malaikat Rahmat. Lelaki itu akhirnya mendapat pengampunan Allah.
Pesan Moral & Iktibar
  1. Allah Maha Pengampun Lagi Maha Mengasihani.
  2. Orang yang berbuat dosa hendaklah diiringi dengan penyesalan dan taubat.
  3. Jangan merasa putus asa dari rahmat Allah meskipun telah melakukan dosa yang sangat banyak karena rahmat Allah sangat luas dan lebih besar daripada dosa besar yang kita lakukan.
  4. Menjalankan amar makruf dan nahi mungkar hendaklah dengan hikmah dan bijaksana.
  5. Fatwa yang salah dan tidak berlandaskan hukum sebenar hanya menyusahkan diri sendiri dan orang lain.
  6. Pembebasan dari azab diperoleh hanya dengan berlebihnya timbangan kebajikan meskipun dengar kadar yang sedikit.
  7. Orang yang ingin bertaubat harus buktikan penyesalan dengan dikuti melakukan amal.
  8. Orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh dan berikrar tidak mengulangi kejahatannya akan diterima oleh Allah.
  9. Mereka yang diterima oleh Allah  taubatnya   tidak mempunyai dosa lagi.
  10. Mereka yang sempat bertaubat ‘nasuha’ sebelum roh sampai ke khalqum insya Allah dimasukkan ke dalam syurga.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...