Subscribe:

Ads 468x60px

Wednesday, April 13, 2011

MENGAPA MANUSIA TAKUT DENGAN KEPASTIAN?

Kematian manusia merupakan suatu kepastian. Begitu banyak orang takut dengan kepastian, karena tidak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi setelah kematian. Sebagian lagi takut dengan rasa sakit akibat terlepasnya jiwa dari badan. Sebagian takut karena berpisah dengan harta benda, keluarga dan semua yang dicintai selama hidup di dunia. Namun, walaupun manusia takut, kematian itu pasti akan datang.
QS. Ali ‘Imran (3) : 185.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang   yang memperdayakan.”
Ada yang mempersepsikan bahwa kematian adalah akhir dari segala-galanya. Akhir dari eksistensi manusia dalam memburu harta dunia.
Ternyata mereka tidak tahu, justru kematian adalah awal dari segalanya. Kematian adalah syahadat yang sesungguhnya, ketika ia menyaksikan dan membuktikan segala informasi yang datang dari Allah dan Rasulullah saw adalah benar. Dan ditampakkan semua hasil perbuatannya di dunia. 
Kematian adalah harapan dari orang-orang yang mendambakan kehidupan yang lebih baik. Kematian adalah air segar di balik fatamorgana dunia. Kematian adalah jalan lapang menuju taman-taman syurga yang membahagiakan.
Bagi orang-orang pendosa, kematian adalah sesuatu yang menakutkan. Ia ingin tetap hidup di dunia, agar bisa berbuat semaunya mengikuti hawa nafsu.
 QS. Al Baqarah (2) : 95.
“Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.”
Ketakutan dan  kerinduan. Kekhawatiran dan harapan bercampur baur, lebur menjadi satu dalam benak manusia. Pada saat detik-detik terakhir hidupnya sambil meregang nyawa yang dihampiri malaikat pencabut nyawa. Sebenarnya sudah lama ditunggu-tungu saat yang pas untuk bereaksi mencabut nyawa.
Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, maka Malaikat mencabut nyawa mereka dengan cara yang baik dan diucapkan “Salaamun’alaikum” . Sementara orang-orang kafir mereka mendapat laknat Allah dan diperlakukan dengan kasar.  
QS. An Nahl (16) : 32.
“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al Baqarah (2) : 161.
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la’nat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya.”
Tidak satupun manusia yang mendahului dan mengakhiri dari waktu yang telah ditentukan  Allah. Semuanya terjadi dengan izin-Nya. Begitupun tidak satupun manusia yang bisa lolos dari kejaran kematian, semuanya pasti tertangkap jika sudah tiba waktunya. Karena memang semuanya diciptakan Allah dan akan dikembalikan lagi kepada Sang Pencipta pada awalnya.
QS. Ali-‘Imraan (3) : 145.
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
QS. Al Jumu’ah (62) : 8.
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”.
Orang-orang yang masih hidup sering menyaksikan, bagaimana pecinta dunia kalah melawan kematian. Yang ditinggalkan akan menangis dan rasa sesal. Padahal mereka kadang-kadang tidak menyadari bahwa merekapun bakal seperti itu, untuk menemui ajalnya masing-masing.
Tersisa bagi  yang meninggal adalah amal kebajikan dan kejahatan yang sudah sampai batas akhir.
Kemarin adalah kenangan. Hari ini adalah amalan. Hari esok adalah harapan. Belumkah kita mau merenungi diri? Seandainya kematian itu datang sekarang, apakah kita sudah siap? Kesiapan kita bukan untuk mati, melainkan persiapan setelah kematian itu?! Marilah kita persiapkan semuanya sebelum terlambat………
QS. Al Munaafiquun (63) : 10.
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”
Wallahu’alam.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...