Subscribe:

Ads 468x60px

Wednesday, April 13, 2011

TERNYATA KITA BERSAUDARA

QS. Al Hujuraat (49) : 13.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Manusia yang ada di bumi ini sebenarnya adalah bersaudara. Kita satu turunan yang berasal dari Bapak dan ibu yang sama yaitu Adam dan Hawa. Kemudian berpisah dan terpencar-pencar menjadi suku-suku serta berbangsa-bangsa, dengan karakteristik dan budaya lokal yang sangat beragam. Maka, kehidupan di dunia inipun demikian indahnya.
Karena masih bersaudara maka kita memiliki sifat dasar yang sama, khas keluarga manusia. Sehingga kita punya potensi membentuk tatanan kehidupan yang harmonis, saling membutuhkan, saling membantu dan saling membahagiakan. Bukan budaya saling menyakiti dan menyengsarakan. Apalagi saling menghancurkan.
Asal muasal kita adalah satu keluarga, karenanya kita mesti menjadi satu keluarga kembali. Meskipun sudah berjumlah enam miliar orang penduduk  bumi. Allah memerintahkan untuk saling kenal mengenal antar sesama saudara yang cendrung semakin terpisah ini. Kembali membentuk keluarga yang sejahtera, damai dan bahagia.
Seharusnya tidak ada satupun yang lebih baik atau lebih buruk di antara kita. Tak ada yang lebih berkuasa atau pantas dikuasai diantara kita. Demikian pula tak ada yang lebih mulia atau nista diantara kita. ‘Kualitas’ kita diukur dan ditentukan oleh sebuah ukuran universal yang sama.
Bukanlah orang yang mulia itu orang yang paling gagah-cantik, kaya, berkuasa, warna kulit, keturunan dan sebagainya. Melainkan yang paling banyak bermanfaat bagi manusia. Dalam istilah Alqur’an disebut dengan Taqwa
QS. Al Hujuraat 49 :13.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”    
Maka berdasarkan pada nilai-nilai universal itulah Allah memberikan perintah lewat para Rasulul agar membentuk tatanan kehidupan dunia yang adil dan sejahtera. Menyenangkan dan membahagiakan.
Takwa merupakan nilai univerval yang diletakkan oleh Allah SWT. Siapa yang mencapai nilai itu maka disebut mempunyai kualitas baik dan siapa yang tidak mencapai nilai itu maka disebut punya kualitas jelek.
Banyak ayat-ayat Al-qur’an yang menerangkan masalah taqwa, diantaranya adalah :
QS. Ali ‘Imran (3) : 133-135
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”   
Orang-orang yang bertakwa itu adalah orang yang suka menafkah hartanya membantu orang lain. Punya rasa solidaritas sosial yang tinggi untuk membantu sesama manusia. Tidak saja saat sedang punya harta yang banyak, melainkan pada saat susahpun masih juga melakukan aktifitas sosial. Ia sangat peka dengan lingkungan sekitar. Perilaku semacam ini muncul dari hati yang ikhlas, karena sadar bahwa yang lain  masih  satu keluarga dengan ia. Sehingga ia tidak berat memberikan bantuan semampunya.
Kemudian orang bertakwa itu punya karakter tidak gampang marah sekaligus pemaaf alias tidak pendendam. Ini menunjukkan kemampuan kontrol diri yang sangat baik. Kondisi apapun ia sangat sulit marah dan cendrung untuk memikirkan permasalahan yang ada dan mencari jalan keluarnya. Sebab ia menyadari bahwa marah itu memang tidak ada gunanya. Seandainya ia marah, marahnyapun dalam rangka perbaikan dan cara pelepasannya dengan baik dan bijak.
Tentu sangat sulit memaafkan kesalahan orang lain yang sudah berbuat jahat kepada kita. Tetapi bagi orang bertakwa sangat mudah  memaafkan kesalahan orang lain. Sebab ia memandang kualitas seseorang pada saat itu bukanlah kualitas final, melainkan masih berproses menjadi lebih baik dan terus meningkat. Kecuali bagi orang-orang yang sengaja kafir dan menentang kebenaran. Maka dengan orang-orang semacam ini kita harus berhati-hati.
Bisa kita banyangkan jika sebuah peradaban seperti itu, tentulah terbentuk tatanan  masyarakat yang sejahtera, indah serta damai.  Tidak ada kepentingan menyakiti orang lain, saling membantu, saling menguatkan dan saling memberi maaf. Bahkan  saling mendo’akan satu sama lainnya.
Betapa hebatnya konsep takwa jika diterapkan dalam kehidupan manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan berhubungan internasional.
Konsep takwa itu memberikan harapan besar terwujudnya masyarakat yang damai dan sejahtera. Kebaikan-kebaikan dan   akan terpancar dimana-mana, mulai dari tingkat lokal, nasional sampai internasional. karena telah terjadi  saling membantu dan saling memahami satu dengan yang lainnya.
Saat ini kondisi masyarakat takwa yang kita mimpikan  itu masih jauh. Justru yang ada adalah saling menjajah, saling memaki-mencaci, saling tipu-menipu, saling peras memeras, saling tekan menekan, dan hampir seluruh aktifitas  menjurus pada keburukan dan angkara mungka.
Kondisi ini  sangat memperihatinkan kita semua, karena masing-masing mementingkan diri sendiri. Kadang-kadang senang melihat kondisi orang lain susah dan susah melihat kondisi orang senang.
Kejahatan tidak saja tingkat lokal dan nasional seperti perampokan, pencurian, tipu menipu antar warga, todong menodong, pembunuhan  dan seluruh bentuk kerusakan lainnya. Juga terjadi kejahatan tingkat internasional seperti Negara super power yang memperlakukan Negara-negara kecil dengan semena-mena dengan dalih Hak Azasi Manusia. Tapi sangat disayangkan dibalik itu semua, bertujuan untuk penjajahan dan penguasaan hasil alam dan kepentingan lainnya. Walaupun Negara-negara lain berteriak itu salah…..!!! Namun negara super power ini tidak bergeming. Dasar muka badak alias tebal muka. Negara super power ini memasang standar ganda, jika ia berbuat menyebutnya HAM, menjaga kedamaian dan sebagainya. Sementara kalau ada negara lain yang beraksi disebut sebagai teroris, pelanggaran HAM dan semacamnya. Sungguh tidak adil……………
Orang-orang kaya tidak lagi peduli dengan orang miskin. Kalau perlu ditambah miskin lagi supaya si kaya bisa berbuat semena-mena. Yang punya kekuasaanpun begitu, tidak memperhatikan rakyatnya. Rakyat kalau perlu terus ditekan untuk melayani penguasa. Ternyata konsep pemimpin sudah berubah dan terbalik. Padahal konsep pemimpin adalah melayani rakyat. Bukan rakyat yang melayani pemimpinnya, tetapi sudah diubah menurut kemauan sang penguasa.
Sungguh telah jauh melenceng peradaban manusia ini. Lalu peradaban semacam apa yang sedang berlangsung? Tidak ada kedamaian, tidak ada ketenangan dan jauh dari kesejahteraan. Yang ada ketakutan, kesedihan, kemiskin dan kelemahan. Sangat memprihatinkan kita semua…………
Karenanya menjadi tugas kita bersama mengembalikan peradaban manusia menjadi peradaban yang penuh dengan kedamain, keindahan serta kesejahteraan lahir dan bathin. INGAT KITA BERSAUDARA……………..
Semuanya akan terwujud jika manusia mau kembali kepada konsep takwa yang telah diberitakan oleh Penguasa Alam Semesta yaitu Allah SWT.
QS. Ali ‘Imran (3) : 138.
“(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...