Saudaraku , Allah itu sangat adil, sangat-sangat adil, sebelum manusia di nyatakan mereka di jalan yang benar atau salah, sebelumnya Allah telah menunjukkan jalannya dulu kepada manusia tersebut. Seperti dalam ayat tersebut:
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan”, (QS. 90:10 )
Disanalah letak keadilan Allah. Manusia yang selamat adalah manusia yang berusaha mencari jalan kebenaran, jalan yg pernah dilalui orang-orang yang dahulu pernah Allah berikan nikmat berupa kepahaman akan wahyu dan kondisi kejahiliyahan umat.
dan kemudian mereka meminta petunjuk :
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”
“yaitu Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan jalan mereka yang sesat” (Alfatiha : 6-7)
Jalan yang bagaimana?
Jalan yg pernah dilalui Ibrahim, Nuh, Musa, Isa dan Muhammad, itulah jalan yang benar. dilalui penuh perjuangan baik secara materi maupun secara fisik, mereka diujikan dengan kelaparan, kesengsaraan, kesusahan, tapi mereka yakin mereka berada pada jalan yg benar karena Allah bersama mereka. (albaqarah : 214)
Lantas jalan mana yang sesat ?!, perhatikan ayat berikut :
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya / keinginannya / Kecintaannyadan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah membiarkannya sesat. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”
“Maka jika mereka tidak menjawab tantanganmu ketahuilah bahwa sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka belaka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesung- guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
Itulah kategori sesat yang Allah difinisikan di Al Quran,
Sekarang perhatikan ayat berikut:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoyahkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. “
Sekarang pertanyaannya layakkah kita masuk ke dalam jannah (Syurga) Allah ? padahal sebelumnya belum sampai ujian-ujian itu kepada kita.
Jadi saudaraku, jangan kita main-main dlm memposisikan diri kita yg hidup di bumi ciptaan Allah, jangan puas terhadap ritualitas-ritualitas ibadah-ibadah yg sering kita kerjakan dan menurut kita sudah benar, namun sebenarnya tidak ada nilainya dimata Allah.
Seperti dalam ayat berikut, Al kahfi:103-104
Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
jadi jangan pernah men-judge atau menunjuk orang-orang yang tidak melaksanakan sholat 5 waktu atau ritualitas-ritualitas ibadah lain yang biasa dilakukan masyarakat pada umumnya itu adalah sesat, karena orang-orang tersebut hanya ingin dan sedang mencari jalan yang benar, dan tidak ingin terbelenggu dengan ibadah-badah yg sifatnya ritualitas semata, sedangkan kebanyakan orang tidak paham mengapa mereka melakukan ritualitas-ritualitas itu. Akankah lebih baiknya kita harus pahami dulu sebelum kita melakukan sesuatu, bukan karena iming-iming pahala dan dosa,atau syurga dan neraka.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ” (QS. 17:36)
Jadi Saudaraku, jika nanti kita diadili oleh Allah dan orang-orang yang berada digolongannya pada hari penentuan(tegaknya dien) atau yaummiddin, tentang diri kita dan orang-orang yang bersama kita yang bukan dijalan Allah, janganlah kita katakan, kita tidak tahu, atau orang tua kita tidak mengajarkan, atau guru kita tidak mengajarkan, atau ustad kita tidak mengajarkan, atau “saya tidak pernah tahu tentang itu”. karena Allah telah menyediakan Alqur’an dan kitab-kitab terdahulu (Injil, Taurat dan Al quran, serta milata ibrahim) sebagai petunjuk hidup manusia
(QS. 2:185) – “Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak(benar) dan yang bathil (salah)”
Karena Saudaraku, Allah tidak menjamin sesuatu yang banyak itu benar, Allah tidak menjamin ajaran-ajaran nenekmoyang kita benar, dan Allah tidak menjamin jika kita mengikuti mereka juga kita akan benar. tetapi Allah menjamin orang-orang yang mencari jalan kebenaran dengan sungguh-sungguh maka ia akan diberikan ni’mat sebagai mana orang-orang terdahulu yang telah pernah Allah beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. dan hidayah akan turun kepada orang orang tersebut.
Perhatikan ayat-ayat berikut sebagai bukti otentik, sebagai pasal Allah, atau aturan Allah juga:
(QS. 6:116)
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.
(QS. 2:170)
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari perbuatan nenek moyang kami”. “Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”
Jadi saudaraku, sadarilah faktanya, bahwa keadaan ini adalah sama jahillnya dengan keadaan 1400 tahun yang lalu pada masa Rosul Muhammad, kebanyakan sekarang ini orang mengaku islam, ummatan tauhidan, mengaku ahlul kitab, mengikuti sunnah rosul, tapi apa yang mereka kerjalan?, mereka cuma sibuk membenahi diri masing-masing, mempersiapkan diri masing-masing dengan mengerjakan amal-amal soleh yang sebenarnya mereka sendiri tidak paham amal soleh itu?, mereka masih bertanya-tanya atau berharap-harap cukupkah dengan amal-amal mereka masuk syurga. tanpa mereka mengetahui solusi bagaimana menyelamatkan ummat!
Jadi Saudaraku yang terhormat, Pelajarilah kitab-kitab suci yg ALLAH dengan tujuan untuk meneggakan kembali Dien Allah, Sistem KeKhalifahan, Berdiri kembali Kerajaan Allah di Bumi sehingga berkahlah semua yang ada di Bumi, jangan cuma sekedar membaca dan menghitung amal-amal yang telah kita lakukan, atau merasa apa yang telah kita lakukan sudah baik atau benar. semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua dan kepada orang-orang yang mau berpikir. Maha benar Allah atas segala ketetapannya yang tidak pernah berubah dari semenjak Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad dan sampai saat ini.
Renungkanlah Ayat tersebut:
“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
Alhamdulillahi Rabbul Allamin
Jika saudara penyamapai amanah yang haq, publikasikan tulisan ini, jangan dihapus atau sembunyikan, dan Allah mengetahui dan melihat apa yang kita kerjakan.