Seorang anak muda seumuran 20 tahun, tengah merasakan sakit hati yang sangat dalam karena dia baru saja diduakan oleh kekasihnya.
Saat kekasihnya berterus terang bahwa dia sudah memiliki pendamping yang baru, dia sangat terpukul sekali, sampai-sampai dia menangis sesenggukan dan tidak bisa berbicara sama sekali.
Pemuda itupun berjanji untuk membuat hidup sang mantan kekasih tadi menderita.
Namun karena dia dan sang kekasih hati terpisah jarak yang jauh. Untuk melampiaskan rasa marahnya serta sakit hati rasanya susah juga, tapi tetap saja tekadnya untuk membalas dendam masih terus membara di dalam hati.
Meski sang kekasih sudah meminta maaf berkali-kali, tetapi rupanya pemuda itu tetap saja tidak dapat melupakan rasa sakit hatinya tersebut. Tetap saja hatinya tidak mau memaafkan !
Hari berganti hari, bulan bergantu bulan, plus tahun berganti tahun.Suatu saat pemuda itu, bertemu dengan teman jauhnya yang sudah tidak lama bersua. Mereka tertawa-tawa dan mulai membahas kehidupan apa saja yang terjadi selama mereka berpisah.
Sampai akhirnya sang teman bertanya kepada pemuda tadi, karena merasa ada sesuatu yang dipendam oleh sahabatnya itu.
Tentunya dengan bahasa ceplas-ceplosnya anak muda jaman sekarang ya
“Hei teman, muka lo keliatan gak enak banget kayaknya ! ” Lo kayaknya lagi dendam ma seseorang ya?
“Iya nih kawan, gw punya dendam ma seorang cewe, mantan gw gitu. Gw diduain gitu deh. Gw sakih hati! Gw dendam banget pokoknya! ”
” Oh jadi dendam nih ceritanya? ” Pantesan aja…muka kusut kayak benang layangan gitu”
“jangan malah ngejek gw donk.. Kasih saranlah kawan, gimana caranya gw bisa balas dendam sama tuh cewe, punya ide gak? ”
Temannya terdiam sejenak, kemudian bertanya kembali kepada pemuda itu.
“Lo dendam ?”
Pemuda : ” BANGET! ”
“Sakit hati ? ”
Pemuda : ” Ya Iyalah ! sampai gw gak bisa berfikir jernih lagi, gak bisa enak makan , gak bisa tidur pules, dan serasa hidup gw ada yang kurang lengkap ! ”
” Lo pengen banget ya, mantan lo itu ngerasain rasa sakit hati yang sama kayak yang lo rasain sekarang ini”
Pemuda : ” kalo perlu lebih sakit ! ”
“Terus dia sekarang gimana ? apa dia sekarang sudah punya kekasih baru ? apa dia sedang bahagia sekarang ? ”
Pemuda : ” yaiyalah dia sekarang dengan kekasihnya yang baru! makanya gw diduain ! dan pastinya dia sedang bahagia-bahagianya tuh dengan kekasihnya ! ”
Kemudian pemuda itu dengan cepat bertanya lagi :” Hei lo udah dapet ide ya ? ”
Temannya kemudian mengambil nafas panjang, dan kemudian menatap dalem-dalem pemuda yang merupakan teman baiknya tersebut.
” Lo dengerin baik-baik ya frend.”
” Dengan lo mendem sakit hati lo sampai begini, sampai lo gak bisa berfikir jernih, gak bisa enak makan , gak bisa tidur pules, dan serasa hidup lo kurang lengkap kalo belum bales dendam, gw tanya sama lo …
“Dengan keadaan lo yang dendam sedalem ini, apa dia jadi sakit hati juga ? ”
“Apa dia jadi gak enak makan kayak lo juga ? ”
“Apa dia jadi susah tidur juga kayak lo ? ”
“Apa dia jadi merasa hidupnya tersiksa kayak yang lo rasakan juga”
“HEI SADAR !”
“Dia sekarang bahkan lagi ketawa-ketawa sama kekasihn barunya, dan lo disini masih aja ngerasa sakit hati yang jelas-jelas begitu menyiksa hari-hari lo”
” NGARUH GITU DENDAM LO???? ”
“Intinya,……
“KALO LO DENDAM KE DIA, DAN DIA JADI TERSIKSA HIDUPNYA, LO LANJUTIN DEH TUH DENDAM !
“TAPI KALO DENGAN LO DENDAM, DIA TETEP GAK JADI KENAPA-KENAPA, BAHKAN MUNGKIN DIA UDAH LUPA KALO DIA UDAH NYAKITIN LO, 2 KATA BUAT LO DEH FREND…
” LO BODOH ! ”
” RUGI 2 KALI LO ! “
Sadarlah kawan.
Dengan memendam rasa marah, rasa sakit hati kita, rasa dendam kita. Sebenarnya kita sedang menambah kerugianbuat diri kita sendiri.
Kita memang disakiti. Oke memang itu sudah terjadi, dan wajar bagi kita untuk sakit hati.
Tapi kemudian ikhlaskanlah..
Karena dengan memendam dendam, membuat hidup kita jadi tambah tersiksa.
Bukankah kita hal itu merugikan diri kita sendiri ?
Daripada dendam, lebih baik kita tatap sebuah cermin…
Kita pandang wajah kita,…
Dan katakan :
“Wah saya sedang diuji nih, dengan disakitinya diri saya ini”
“Ku akui saya memang sakit hati banget atas perilaku dia”
“Tapi kalau saya dendam, saya malah menambah penderitaan saya lagi”
“Saya harus bisa memaafkan dia ..dengan ikhlas…”
“Masalah balas dendam, Tuhan Maha Adil kok, biar Dia saja yang membalasnya “
Life must Goes On….
Semoga bermanfaat