Subscribe:

Ads 468x60px

Wednesday, April 13, 2011

RAMADHAN MENGINGATKAN KEMUNDURAN UMAT ISLAM

QS. Al Baqarah (2) :  185.
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Ramadhan adalah bulan pertama diturunkannya Alqur’an sebagai petunjuk bagi manusia. Pembeda antara yang hak dan yang bathil. Maka siapa saja yang beriman kepada Allah,   hendaklah ia melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan ini. Kita sangat dianjurkan tilawah Alqur’an. Ternyata Bukan hanya sekedar tilawah, tetapi mengkaji lebih dalam makna yang terkandung dalam Alqur’an itu.
Allah senantiasa mengingatkan manusia agar tidak jauh dari Alqur’an. Jika manusia tidak lagi mengacuhkan Alquran, tentu bakal menemui jalan yang buntu alias kesesatan. Akhirnya manusia berbuat sekehendaknya tanpa ada pedoman kehidupan.
Diantara penyebab kemunduran umat Islam  adalah jauhnya umat dari Alqur’an sebagai petunjuk hidup dalam kesehariannya. Alqur’an tidak lagi sebagai sumber petunjuk dan inspirasi bagi kehidupan. Tetapi hanya sekedar bahan bacaan tanpa merenungi isi dan makna. Kadang-kadang dijadikan untuk dilagukan dan diperlombakan.
Padahal sejak awal turunnya, Allah telah mengingatkan kita agar Alqur’an dibaca penuh dengan kepahaman. Dengan Alqur’an itulah manusia diajari tentang hal-hal yang tidak diketahuinya, baik dunia maupun akherat.
QS. Al ‘Alaq (96) : 1-5
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Barang siapa merenungi isinya, maka ia akan mendapatkan petunjuk dan inspirasi untuk melakukan sesuatu. Ataupun, memperoleh solusi-solusi atas segala permasalahan dalam kehidupan.
Begitulah, Allah menginginkan kita memikirkan isi Alqur’an dengan sungguh-sungguh. Barang siapa yang membaca sambil memikirkan, Insya Allah akan memperoleh petunjuk dari dalamnya. Petunjuk itu bakal mengantarkannya kepada Rahmat Allah SWT.
QS. An Nahl (16) : 64.
“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
Selama beratus tahun sebagian besar umat Islam meninggalkan atau menjauhkan petunjuk dari dalam Alqur’an. Alqu’ran tidak dijadikan sumber rujukan dan inspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam malah mengambil petunjuk yang lain, makanya umat Islam jauh dari petunjuk itu.
Kita menganggap pemahaman kita tentang isi Alqur’an sudah final. Sehingga pemahaman kita terhadap isi Alqur’an tiap bulan dan tiap tahun begitu-begitu saja. Tidak ada yang baru. Kadang-kadang hanya teoritis bukan praktis.
Padahal Alqur’an ini sangat unik dan penuh inspirasi serta ajaib. Setiap kita membaca sambil merenungi isinya, kita bakal mendapatkan pelajaran yang baru. Bacaan hari ini bisa saja  memperoleh makna yang berbeda pada bacaan tahun depan. Kandungan Alquran bagaikan mutiara dalam samudera yang tidak pernah habis. Semakin canggih alat yang digunakan untuk menggali mutiara maka semakin banyak mutiara yang didapatkan.
Alquran adalah sumber inspirasi tiada henti sepanjang masa. Sebuah kitab yang selalu cocok dipedomani untuk sepanjang zaman hingga hari kiamat. Tetapi sangat disayangkan umat Islam tidak memperlakukan sebagai sumber inspirasi dan pedoman hidup.
Kalau kita sepakat pengertian membaca adalah aktifitas untuk memperoleh pemahaman. Dan jika seseorang yang membaca dan tidak tahu apa yang sedang dibacanya, pantaskah ia disebut sedang membaca? Jangan-jangan sedang melamun…….
Ada pula orang yang melihat Alqur’an sebagai sumber energi positip. Sehingga sering kita menyaksikan orang-orang di sekitar kita menggunakan Ayat-ayat Alqur’an untuk kegiatan pengobatan dan jampi-jampi.
Kebanyakan mereka salah dalam memahaminya, dengan menganggap energi itu tersimpan di setiap tulisan atau lembaran-lembaran kitab Alqur’an. Sehingga banyak yang memotong lembaran-lembaran Alqur’an sebagai jimat atau jampi-jampi.
Alqur’an memang menyimpan energi yang sangat besar tetapi bukan pada di tulisan dan lembaran-lembaranya, melainkan pada maknanya. Siapa yang paham  maknanya maka ia akan memperoleh transper energi yang besar. Besaran energi yang diperoleh sesuai dengan derajat kepahamannya.  Semakin paham, maka semakin besar energi yang diperoleh.
Jangan heran orang yang beriman disebut dalam Alqur’an orang yang bisa gemetaran saat membaca dan memahami isi Alqur’an. Ia memperoleh petunjuk dan energi yang besar dalam kitab Suci itu. Bahkan pada kualitas yang lebih tinggi mereka tersungkur sujud sambil menangis dan bertambah khusyu’.
QS. Al Israa’ (17) : 107-109
Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.”  Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.”
Marilah kita yang telah beriman kepada Allah, benar-benar membaca Alqur’an kemudian memahami isinya, selanjutnya menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga memberikan inspirasi setiap amal yang kita lakukan serta memperoleh solusi setiap permasalahan.
Cukuplah kemunduran umat Islam ini jadi catatan sejarah. Selanjutnya kita bangkit  kembali mengukir sejarah baru, menjadi generasi yang unggul seperti generasi yang telah dicetak Rasulullah saw………Amin. Wallahu’alam.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...